Media Bentuk Karakter Masyarakat, PT Islam Perlu Ambil Bagian
Batam, Rabigh Online
Media massa telah menjadi alat yang paling efektif untuk membentuk karakter masyarakat Indonesia. Perguruan Tinggi (PT) Islam perlu mengambil bagian di dalamnya agar semangat dan jiwa keislaman semakin memasyarakat.
Demikian disampaikan Guru Besar UIN (UIN) Yogyakarta yang juga staf Menteri Komunikasi dan Informatika Musa Asy'arie dalam seminar di sela Rakernas Ikatan Alumni Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (Ika-Suka) di Batam, Sabtu (20/6).
Menurutnya, televisi menjadi media massa yang paling berpengaruh dalam membentuk karakter masyarakat Indonesia. Para alumni perguruan tinggi Islam, katanya, sudah banyak yang berkecimbung di dunia pertelevisian Indonesia, namun tidak banyak yang bisa mengendalikan konten siaran.
”Sekarang ini sudah ada 11 televisi swasta nasional, 1 televisi publik dan televisi komunitas serta televisi daerah akan terus bermunculan. Sebenarnya banyak sekali alumni perguruan tinggi Islam yang sudah mengurusi TV tapi tidak banyak yang mengurusi konten. Padahal inilah ruang kultural yang kita miliki,” katanya.
Menurutnya sumber daya manusia (SDM) yang ditelorkan oleh perguruan tinggi Islam saat ini sudah cukup memadai dan siap dimaksimalkan untuk mewarnai media massa di Indonesia.
”Penguasaan media ini sangat strategis. Melalui media, para alumni perguruan tinggi bisa memaksimalkan peran di bidang agama, sosial dan pemberdayaan masyarakat,” katanya. (nam)
Media massa telah menjadi alat yang paling efektif untuk membentuk karakter masyarakat Indonesia. Perguruan Tinggi (PT) Islam perlu mengambil bagian di dalamnya agar semangat dan jiwa keislaman semakin memasyarakat.
Demikian disampaikan Guru Besar UIN (UIN) Yogyakarta yang juga staf Menteri Komunikasi dan Informatika Musa Asy'arie dalam seminar di sela Rakernas Ikatan Alumni Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (Ika-Suka) di Batam, Sabtu (20/6).
Menurutnya, televisi menjadi media massa yang paling berpengaruh dalam membentuk karakter masyarakat Indonesia. Para alumni perguruan tinggi Islam, katanya, sudah banyak yang berkecimbung di dunia pertelevisian Indonesia, namun tidak banyak yang bisa mengendalikan konten siaran.
”Sekarang ini sudah ada 11 televisi swasta nasional, 1 televisi publik dan televisi komunitas serta televisi daerah akan terus bermunculan. Sebenarnya banyak sekali alumni perguruan tinggi Islam yang sudah mengurusi TV tapi tidak banyak yang mengurusi konten. Padahal inilah ruang kultural yang kita miliki,” katanya.
Menurutnya sumber daya manusia (SDM) yang ditelorkan oleh perguruan tinggi Islam saat ini sudah cukup memadai dan siap dimaksimalkan untuk mewarnai media massa di Indonesia.
”Penguasaan media ini sangat strategis. Melalui media, para alumni perguruan tinggi bisa memaksimalkan peran di bidang agama, sosial dan pemberdayaan masyarakat,” katanya. (nam)
0 komentar:
Posting Komentar